CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 30 April 2013

Behavior Therapy

Terapi behavioral atau terapi perilaku berasal dari dua konsep yakni dari Ivan Pavlov dan B.F. Skinner. Mula-mula terapi ini dikembangkan oleh Wolpe (1985) untuk menanggulangi (treatment) neurosis. Dasar teori Behavioral adalah bahwa prilaku dapat dipahami sebagai hasil kombinasi:
  1. Belajar waktu lalu dalam hubungannya dengan keadaan yang serupa;
  2. Keadaan motivasional sekarang dan efeknya terhadap kepekaan terhadap lingkungan;
  3. Perbedaan-perbedaan biologik baik secara genetik atau karena gangguan fisiologik.
Para konselor behavioral memandang kelainan prilaku sebagai kebiasaan yang dipelajari. Karena itu dapat diubah dengan mangganti situasi positif yang direkayasa sehingga kelainan prilaku berubah menjadi positif.

Terapi perilaku adalah penggunaan prinsip dan paradigm belajar yang ditatpkan secara eksperimental untuk mengatasi perilaku tidak adaptif. Dalam prakteknya, terapi perilaku adalah penekanan pada analisis perilaku untuk menguji secara sistematik hipotesis mana terapi didasarkan.

Ciri-ciri Behavioral Therapy
  1. Berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik;
  2. Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan terapeutik;
  3. Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien;
  4. Penafsiran objektif atas tujuan terapeutik
Behavior therapy beranggapan bahwa kondisi klien merupakan akibat dari stimulus konselor, dengan begitu konselor dalam setiap mengadakan konseling harus mempunyai stimulus kepada klien, sehingga klien dengan mudah dan cepat merasakan stimulus yang diberikan.

Tujuan Terapi Perilaku
  1. Mengubah perilaku yang tidak sesuai pada klien
  2. Membantu klien belajar dalam proses pengambilan keputusan secara lebih efisien.
  3. Mencegah munculnya masalah di kemudian hari.
  4. Memecahkan masalah perilaku khusus yang diminta oleh klien.
  5. Mencapai perubahan perilaku yang dapat dipakai dalam kegiatan kehidupannya.
Teknik-Teknik Terapi Perilaku
  1. Desensitisasi sistematik dipandang sebagai proses deconditioning atau counterconditioning. Prosedurnya adalah memasukkan suatu respons yang bertentangan dengan kecemasan, seperti relaksasi. Individu belajar untuk relaks dalam situasi yang sebelumnya menimbulkan kecemasan.
  2. Flooding adalah prosedur terapi perilaku di mana orang yang ketakutan memaparkan dirinya sendiri dengan apa yang membuatnya takut, secara nyata atau khayal, untuk periode waktu yang cukup panjang tanpa kesempatan meloloskan diri.
  3. Penguatan sistematis (systematic reinforcement) didasarkan atas prinsip operan, yang disertai pemadaman respons yang tidak diharapkan. Pengkondisian operan disertai pemberian hadiah untuk respons yang diharapkan dan tidak memberikan hadiah untuk respons yang tidak diharapkan.
  4. Pemodelan (modeling) yaitu mencontohkan dengan menggunakan belajar observasionnal. Cara ini sangat efektif untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan, karena memberikan kesempatan kepada klien untuk mengamati orang lain mengalami situasi penimbul kecemasan tanpa menjadi terluka. Pemodelan lazimnya disertai dengan pengulangan perilaku dengan permainan simulasi (role-playing).
  5. Regulasi diri melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri, pengendalian atas kondisi stimulus, dan mengembangkan respons bertentangan untuk mengubah perilaku maladaptif.
Teori dasar Metode Terapi Perilaku
  1. Perilaku maladaptif dan kecemasan persisten telah dibiasakan (conditioned) atau dipelajari (learned)
  2. Terapi  untuk perilaku maladaptif adalah dg penghilangan kebiasaan (deconditioning) atau ditinggalkan (unlearning)
  3. Untuk menguatkan perilaku adalah dg pembiasaan perilaku (operant and clasical conditioning)
Fungsi dan Peran Terapis
Terapis tingkah laku harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment, yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah manusia, para kliennya. Terapi tingkah laku secara khas berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkahlaku yang baru dan adjustive.

Hubungan antara Terapis dan Klien
Pembentukan hubungan pribadi yang baik adalah salah satu aspek yang esensial dalam proses terapeutik, peran terapis yang esensial adalah peran sebagai agen pemberi perkuatan. Para terapis tingkah laku menghindari bermain peran yang dingin dan impersonal sehingga hubungan terapeutik lebih terbangun daripada hanya memaksakan teknik-teknik kaku kepada para klien.

Kelemahan Dan Kelebihan Behavioral Therapy
Kelebihan yang terdapat dari behavioral therapy ialah memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui; waktu dalam konseling relatif singkat; kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik.

Kelemahan yang terdapat dari behavioral therapy ialah mengabaikan faktor relasional penting dalam terapi; tidak memberikan wawasan; mengobati gejala bukan penyebab; melibatkan kontrol dan manipulasi oleh konselor.


Sumber:Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Corey G. (2009). Theory and practice of   counseling and psychotherapy. Belmont: Cole.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar