Di dalam
terapi Psikoanalisa ini, peran seorang terapis antara lain adalah : membantu
klien dalam mencapai kesadaran diri (conscious), kejujuran, dan
keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara
realistis ; membangun hubungan kerja yang profesional dengan klien, yaitu
dengan banyak mendengarkan cerita atau uraian dari klien dan menafsirkannya;
terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien (maksudnya
adalah terapis harus peka terhadap masalah/bagian dari cerita atau uraian apa
saja yang tidak ingin diceritakan oleh klien. Dari situ terapis bisa mulai
mengetahui topik apa yang mengganggu klien atau akar masalah klien) ;
mendengarkan kesenjangan-kesenjangan dan pertentangan-pertentangan pada cerita
klien (hal ini dimaksudkan agar terapis menganalisis kesenjangan dan
pertentangan itu untuk mengetahui akar dari masalah yang menggelayuti klien).
Kata psikoanalisa dikenalkan
pertama kali oleh Sigmund Freud. Ia membandingkan jiwa dengan gunung es di
mana bagian lebih kecil yang muncul di permukaan air menggambarkan daerah
kesadaran, sedangkan massa yang jauh lebih besar di bawah permukaan air mengaambarkan
daerah ketidaksadaran. Artinya di dalam daerah ketidaksadaran yang sangat luas
ini ditemukan dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide, dan perasaan-perasaan
yang ditekan.
Struktur kepribadian menurut
Freud tersusun dari 3 sistem, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah sistem
kepribadian yang asli. Ciri kerja Id disebut dengan “prinsip kesenangan”, (
pleasure principle). Ego adalah kenyataan objektif bisa di sebut juga
penyeimbang antara id dan super ego. Ego disebut juga prinsip kenyataan. Superego
adalah perwujudan internal dari nilai-nilai, norma, moral yang mencerminkan
yang ideal dan bukan ideal.
Metode yang digunakn dalam
terapi psikoanalisis/psikoanalisa
- Hipnotis. Hipnotis dialihkan untuk menimbulkan suatu keadaan kesadaran yang berubah melalui sugesti verbal.
- Asosiasi Bebas. Asosiasi bebas secara sederhana didefinisikan sebagai bicara bebas, yaitu sesuatu yang tidak lebih dari berbicara tentang apa yang terlintas dalam pikiran, beralih dari satu topik menuju topik lain dalam suatu urutan yang bergerak bebas serta tidak mengikuti agenda tertentu.
- Analisis Mimpi. Mimpi, dipercaya Freud sebagai “jalan yang sangat baik menuju ketaksadaran”. Hal tersebut didasari kepercayaan Freud bahwa mimpi itu perwujudan dari materi atau isi yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran lewat yang tersamar. Dalam hal ini, mimpi mengandung muatan manifes atau manifest content dan content latent atau muatan laten. Yang disebut pertama merupakan materi mimpi yang dialami dan dilaporkan. Sedangkan yang disebut kemudian, ialah materi bawah sadar yang disimbolisasikan atau diwakili oleh mimpi.
- Transferensi. Dalam psikoanalitik Freud, transferensi berarti proses pemindahan emosi-emosi yang terpendam atau ditekan sejak awal masa kanak-kanak oleh pasien kepada terapis. Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk menyelidiki ketaksadaran pasien karena alat ini mendorong pasien untuk menghidupkan kembali pelbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya.
- Penafsiran. Penafsiran itu sendiri adalah penjelasan dari psikoanalis tentang makna dari asosiasi-asosiasi, berbagai mimpi, dan transferensi dari pasien. Sederhananya, yaitu setiap pernyataan dari terapis yang menafsirkan masalah pasien dalam suatu cara yang baru. Penafsiran oleh analis harus memperhatikan waktu. Dia harus dapat memilah atau memprediksi kapan waktu yang baik dan tepat untuk membicarakan penafsirannya kepada pasien.
Sumber :
Semiun ,Yustinus. 2006.
Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius
http://psikologioke.wordpress.com/2012/04/02/terapi-psikoanalisa/
Your website is very good.This is a very good article.
BalasHapusThank you for providing this information...
I really gained knowledge that benefited all.
Visit Us