Kleptomania adalah penyakit jiwa
yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri.
Benda-benda yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang
yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang
lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum
mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan
tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri
biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan
sebelumnya.
Penyakit
ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus,
kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan
jiwa lainnya, seperti kelainan emosi, Bulimia Nervosa, paranoid,
schizoid
atau borderline
personality disorder. Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dan keracunan
karbon monoksida.
Kleptomania
dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya ialah sebagai wadah
pemenuhan kepuasaan. Dilihat dari kacamata ilmu jiwa, kleptomania merupakan
sebuah impuls abnormal untuk mencuri. Ini merupakan penyakit mental patologis.
Seperti
gangguan pengendalian impuls lainnya, kleptomania ditandai oleh ketegangan yang
memuncak sebelum tindakan, diikuti oleh pemuasan dan peredaan ketegangan dengan
atau tanpa rasa bersalah, penyesalan, atau depresi selama tindakan. Mencuri
adalah tidak direncanakan dan tidak melibatkan orang lain.
Walaupun
pencurian tidak terjadi jika kemungkinan akan ditangkap, orang kleptomania
tidak selalu mempertimbangkan kemungkinan penangkapan mereka, kendatipun
penahanan yang berulang menyebabkan penderitaan dan rasa malu. Orang
kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri, tetapi mereka
tidak marah atau balas dendam. Selain itu, jika benda yang dicuri adalah
sasaran, diagnosis bukan kleptomania, karena kleptomania tindakan mencuri itu
sendirilah yang menjadi sasarannya.
Seperti
yang dikemukan diawal pembahasan ini bahwa kebanyakan dari penderita adalah
para remaja, disaat masa pubertas hingga orang dewasa. Dalam pandangan
psikologi, masa remaja merupakan masa dimana seseorang tengah asyik untuk
mencoba-coba berbagai hal, dari yang bermanfaat bagi dirinya hingga hal-hal
yang dapat memberikan kepuasan dalam dirinya. Ketika seorang remaja
mencoba-coba tindakan tersebut dan dia mendapatkan “reward” berupa kepuasan
dalam dirinya, maka ia cenderung terus melakukan tindakan tersebut, apapun
resikonya. Seperti yang dikemukakan dalam teori Operant Conditioning bahwa
seseorang cenderung mempertahankan perilakunya apabila ia mendapatkan reward
dari tindakannya tersebut. Reward bagi seseorang jelas tidak terbatas hanya
pada bentuk materi. Kepuasan diri dan pemenuhan hasrat mencari sensari dapat
menjadi reward yang besar bagi seseorang. Dalam pandangan psikoanalisa,
seseorang mempunyai dorongan-dorongan dari alam bawah sadar yang biasa disebut
dengan “id”. Dorongan-dorongan tersebut cenderung mengajak manusia melakukan keburukan.
Pandangan Freud tentang manusia adalah pada dasarnya manusia merupakan
kumpulan-kumpulan hasrat jahat. Selain “id” manusia juga memiliki eksekutor
yang disebut dengan “ego”. Ego bertindak sebagai eksekutor dari
dorongan-dorongan yang diberikan id dan dirasionalisasikan oleh “super ego”
sehingga yang tersalurkan lewat ego merupakan tindakan yang telah mengalami
“diskusi” antara id dengan super ego. “Super ego” memberikan pertimbangan yang
lebih baik pada ego dalam melakukan sebuah keputusan dan tindakan dari semua
hasrat/keinginan-keinginan alam bawah sadar. Penderita Kleptomania mempunyai id
yang cukup kuat untuk mengajaknya melakukan tindakan pengambilan barang
seseorang. Dorongan-dorongan tersebut seolah membujuk penderita bahwa dengan
mengambil barang orang lain, maka ia akan mendapatkan hal menyenangkan yang
dapat membuatnya bahagia. Namun bukan berarti super ego tidak bertindak dalam
meminimalisir tindakan tersebut, bahwa sebenarnya penderita masih menyadari
noma-norma dan dan moral dalam bermasyarakat hanya saja saat melakukan tindakan
tersebut, penderita seolah tengah “dirasuki” sehingga pada saat melakukan
tindakan tersebut seolah ia tidak sadarkan diri, terhanyut oleh id-nya untuk
mengambil barang yang sebenarnya tidak ia butuhkan atau bahkan ia dapat
membelinya sendiri. Super ego akan timbul setelah ia melakukan tindakan
tersebut, perasaan bersalah terkadang juga menghantui menderita
kleptomania, sehingga timbulah depresi pada penderita yang terkadang penjadi
penyebab tindakan bunuh diri. Saat sadar ia menyadari tindakannya itu tidak
baik dan membuatnya terpuruk dimasyarakat, namun ia tidak dapat mencegah
tindakannya tersebut saat ia sudah mulai melakukan aksi-nya dalam mengambil
barang orang lain. Karena sensasi-lah yang ia cari, ketegangan saat melakukan
dan perasaan puas saat tindakannya telah selesai dan ia merasa telah berhasil,
bahkan seolah aktualisasi dirinya telah tercapai.
Kleptomania
merupakan salah satu gangguan mental. Hambatan-hambatan yang berkaitan dengan kesehatan
mental ialah banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya sebenarnya mengalami
gangguan mental. Disamping itu banyak orang yang menderita gangguan mental
tidak mau menerima perawatan apapun. Pada penderita kleptomania, orang tersebut
bisa jadi sadar bahwa perilakunya merugikan masyarakat dan ia merasa malu untuk
bersosialisasi, namun terkadang peran masyarakat pula lah yang diperlukan.
Sumber :
Tritanium Athletics | Titanium Athletics
BalasHapusTeam Size: 80m. As babylisspro nano titanium hair dryer mentioned in the official article by Tritanium Athletics. oakley titanium sunglasses In addition, a wide babyliss pro titanium flat iron range of athletic events titanium trim reviews and titanium belly ring programs